Teori - Teori Psikologi Perkembangan
Macam-Macam Teori Psikologis
Pekembangan :
ª Teori
pekembangan biologis.
ª Teori
pekembangan psikodinamika.
ª Teori
pekembangan lingkungan.
ª Teori
pekembangan kerohanian.
ª Teori
pekembangan empirisme.
ª Teori
pekembangan nativisme.
ª Teori
pekembangan konvergensi.
ª Teori
pekembangan rekapitulasi.
ª Teori kemungkinan
berkembang.
ª Teori
perkembangan menurut psikologi fenomenologis.
ª Teori
interaksionisme.
ª Teori perkembangan
menurut pskologi kognitif.
ª Teori behavior
dan belajar sosial.
v
Penjelasan Masing-Masing Teori :
ª Teori Biologis : Teori ini
dipengaruhi oleh bakat,perkembangan tidak terjadi secara spontan, dan jika
perkembangan telah maju tidak dapat mundur lagi. Pengaruh lingkungan yang
menguntungkan dan tidak menguntungkan ikut menetukan sifat dapat terlihat yang
dimiliki organisme dalam periode tertentu ( fenotype ). Kelemahan teori nampak
pada penelitian anak kembar. Anak kembar identik yang dibesarkan dalam
lingkungan berbeda, mengalami proses perkembangan Anak bukan merupakan makhluk relatif, yang
berbeda pula. Tetapi ia juga secara aktif mencari dan menemukan kesempatan
untuk mengembangkan pribadinya.
ª Teori Lingkungan : Teori ini
berpendapat bahwa lebih mementingkan pengaruh lingkungan terhadap perkembangan
anak termasuk teori- teori belajar dan teori-teori mengenai sosialisasi yang
bersifat sosiologis. Kedua macam teori ini sebetulnya sama karena prinsip
sosialisasi itu adalah suatu bentuk belajar sosial. Hal ini juga berlaku bagi
enkulturasi, yaitu memperolehnya pola-pola tingkah laku kulturnya sendiri.
ª Teori Psikodinamika : Teori ini
berpendapat bahwa perkembangan jiwa atau kepribadian seseorang ditentukan oleh
komponen dasar yang bersifat sosio-efektif,yakni keteganggan yang ada dalam
diri seseorang itu ikut menentukan dinamikanya ditengah lingkungannya.
Unsur-unsur yang sangat ditentukan dalam teori ini adalah motivasi, emosi dan
aspek-aspek internal lainya. Para teoritis psikodinamika percaya bahwa
perkembangan merupakan suatu proses aktif dan dinamis yang sangat dipengaruhi
oleh dorongan- dorongan atau impuls-impuls individual yang dibawa sejak lahir
serta pengalaman- pengalaman sosial dan emosional mereka.
ª Teori Ilmu Kerohanian (1833-1911) : Teori ini
berpendapat bahwa gejala-gejala psikis seseorang tidak mungkin dapat
diterangkan seperti halnya dilakukan pada gejala-gejala fisik. Hal itu dapat
dilakukan pada gejala fisiologi seperti misalnya pada permulaan pemasakan
seksual (pubertas atau permulaan masa remaja). Pemasakan seksual adalah suatu
gejala psikologis tetapi remaja memberikan suatu arti dalam keseluruhan
struktur psikologinya.
ª Teori Interaksionisme : Teori ini
berpendapat bahwa perkembangan jiwa atau perilaku anak ditentukan oleh adanya
dialektif dengan lingkungannya. Maksud perkembangan kognitif seorang anak bukan
merupakan perkembangan yang wajar, melainkan ditentukan interaksi budaya.
Pengaruh datang dari pengalaman dalam berinteraksi budaya serta dari penamaan
nilai-niai lewat pendidikan (disebut transmisi sosial) itu diharapkan mencapai
suatu stadium yang disebut ekuilibrasi yakni keseimbangan antara asimilasi dan
akomodasi pada diri anak.
ª Teori Perkembangan Menurut Psikologi Kognitif : Teori ini
lebih menitik beratkan pada proses kognisi atau proses mental seseorang juga
pada proses aktivitas internal manusia. Aktivitas manusia menurut psikoogi
kognitif adalah suatu proses mental yang berkaitan dengan thinking (berfikir)
dan memori (ingatan). Teori ini bisa disebut dengan “information processing
theory” karena proses mental ini berkaitan dengan bagaimana manusia memproses
informasi yang masuk ke dalam jaringan pikiran dan ingatan untuk selanjutnya
direproduksi kembali.
ª Teori Behavior dan Belajar Sosial (Perilaku) : Teori ini
berpendapat bahwa kegiatan organisme yang dapat diamati dan yang bersifat umum
mengenai otot- otot dan kelenjar-kelenjar sekresi eksternal sebagaimana
terwujud pada gerakan bagian-bagian tubuh atau pada pengeluaran air mata,
keringat. Di luat tradisi behavioral, berkembang keyakinan bahwa perkembangan
adalah perilaku yang dapat diamati, yang mempunyai 2 halyang dipelajari yaitu
melalui pengalaman dan lingkungan.
ª Teori Perkembangan Menurut Fenomenolofis Dari
Fenomenologis : Teori ini berpendapat bahwaa setiap pelajaran harus
meaningful bagi manusia dan kemanusiaan, karena manusia adalah makhluk social
di samping juga sebagai makhluk individual. Materi pendidikan yang baik adalah
yang sebanyak-banyaknya memiliki fungsi pengembangan proses sosialisasi anak,
sehingga proses belajar itu tidak bersifat individual saja, melainkan juga
harus berlangsung secara kompak. Sebab secara kodrati manusia membutuhkan
bantuan atau pertolongan orang lain. Karena itu dengan belajar kelompok, anak
akan saling bantu dan saling tolong- menolong. Selanjutnya, untuk mengembangkan
kemampuan eksplorasi pada anak, ia harus diberi kesempatan untuk bekerja
mandiri.
ª
Teori
Konvergensi : Teori ini berpendapat bahwa jiwa anak lebih banyak
ditentukan oleh dua faktor yang saling menopang, yakni faktor bakat dan
pengaruh lingkungan, keduanya tidak dapat dipisahkan seolah- olah memadu,
bertemu dalam satu titik. Di sini dapat dipahami bahwa kepribadian seorang anak
akan terbentuk dengan baik apabila dibina oleh suatu pendidikan (pengalaman)
yang baik serta ditopang oleh bakat yang merupakan pembawaan lahir.
ª Teori Rekapitulasi : Teori ini
berpendapat bahwa perkembangan jiwa anak adalah merupakan hasil ulangan dari
perkembangan seluruh jenis manusia.
ª Teori Kemungkinan Berkembang : Teori ini berpendapat bahwa anak adalah
makhluk manusia yang hidup, ada alasan-alasan dilahirkan anak dalam kondisi
tidak berdaya, sehingga ia membutuhkan perhatian dan perlindungan agar perkembangan anak terjadi dengan baik.
ª Teori Nativisme : Teori ini
berpendapat bahwa anak yang lahir telah dilengkapi pembawaan bakat alami. Dan
pembawaan (nativus=pembawaan) inilah yang akan menentukan wujud kepribadian
seorang anak. Pengaruh lain dari luar tidak akan mampu mengubah pembawaan anak.
ª Teori Empirisme : Pandangan dari
teori ini yaitu, saat anak lahir ke dunia, perkembangan ditentukan karena
adanya pengaruh dari luar, termasuk pendidikan dan pengajaran. Anak yang lahir
dianggap dalam kondisi kosong, putih bersih seperti meja lilin ( tabularasa )
,maka pengalaman ( empiris ) anaklah yang menentukan corak dan bentuk
perkembangan jiwa anak.
0 komentar:
Posting Komentar