Pages

Dani Darmawan. Diberdayakan oleh Blogger.

Jumat, 09 Januari 2015

PKN (Pancasila)

Rangkuman PKN Bab 1 (Ideologi dan Nilai-Nilai Pancasila)

A.   Pancasila sebagai Ideologi dan Dasar Negara
Pancasila lahir melalui suatu proses dan digali dari budaya bangsa sendiri sehingga tepat untuk dijadikan sebagai ideologi nasional.
1.     Latar Belakang Pancasila sebagai Ideologi Negara
Pancasila adalah dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri atas dua suku kata yaitu panca yang berarti lima dan sila yang berarti dasar. Dengan demikian Pancasila secara bahasa berarti lima dasar.
Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi nasional Indonesia terbentuk melalui proses panjang dalam sejarah bangsa Indonesia. Sebelum menjadi dasar falsafah negara, nilai-nilai dasar Pancasila telah ada dan berasal dari bangsa Indonesia sendiri. Asal mula bahan/materi Pancasila adalah bangsa Indonesia sendiri yang terdapat dalam kepribadian dan pandangan hidupnya.
Pancasila dijadikan ideologi negara sejak 17 Agustus 1945, tetapi secara yuridis baru sah pada tanggal 18 Agustus 1945.
a.      Perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara
Dr. Radjiman Wedyodiningrat dalam Sidang BPUPKI yang pertama tanggal 29 Mei sampai 1 Juni 1945 mengajukan usul tentang dasar negara Indonesia merdeka. Usulan tersebut ditanggapi oleh Mr. Muhammad Yamin, Prof. Dr. Mr. Soepomo, dan Ir. Soekarno.
1)      Mr. Muhammad Yamin (29 Mei 1945)
Mr. Muhammad Yamin adalah seorang ahli sejarah dan sastrawan. Dalam sidang BPUPKI, Muh. Yamin mengemukakan pidato tentang lima dasar negara Indonesia merdeka.
            a)      Peri Kebangsaan
            b)      Peri Kemanusiaan
            c)      Peri Ketuhanan
            d)     Peri Kerakyatan
            e)      Kesejahteraan Sosial

Setelah berpidato, Muhammad Yamin menyampaikan usul tertulis mengenai Rancangan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia yang di dalamnya tercantum rumusan lima dasar. 
            a)      Ketuhanan Yang Maha Esa
            b)      Kebangsaan Persatuan Indonesia
            c)      Rasa kemanusiaan yang adil dan beradab
            d)     Kerakyatan yang dipimpin oleh himkat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan
            e)      Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
2)      Prof. Dr. Mr. Soepomo (31 Mei 1945)
Dr, Soepomo adalah seorang ahli hukum adat Indonesia yang terkenal. Pada sidang BPUPKI I, Soepomo mengemukakan pendapatnya tentang lima dasar negara Indonesia merdeka.
a)      Paham negara persatuan
b)      Perhubungan negara dan agama
c)      Sistem badan perwakilan
d)     Sosialisme negara
e)      Hubungan antar bangsa yang bersifat Asia Timur Raya
3)      Ir. Soekarno (1 Juni 1945)
Ir. Soekarno mengemukakan dasar negara Indonesia merdeka di hadapan Sidang BPUPKI yang kemudian diberi nama “Pancasila”.
a)      Nasionalisme atau kebangsaan Indonesia
b)      Internasionalisme atau perikemanusiaan
c)      Mufakat atau demokrasi
d)     Kesehjateraan sosial
e)      Ketuhanan yang berkebudayaan
Lima asas atau lima dasar negara Indonesia merdeka itu dapat dipadukan menjadi “Trisila” yang rumusannya sebagai berikut.
a)      Sosionasional, yaitu nasionalisme dan internasionalisme
b)      Sosiodemokrasi, yaitu demokrasi dengan kesejahteraan rakyat
c)      Ketuhanan Yang Maha Esa
Trisila dapat dipadu lagi menjadi "Ekasila", yakni gotong royong.
b.      Rumusan Pancasila dalam Piagam Jakarta
Untuk menyempurnakan usulan yang bersifat perorangan, dibentuklah Panitia Sembilan yang ditugaskan di luar siding resmi untuk merumuskan suatu rancangan pembukaan hokum dasar. Anggota Panitia Sembilan adalah Drs. Mohammad Hatta, Mr. A.A. Maramis, K.H. Wachid Hasyim, Mr. Achmad Subardjo, H. Agus Salim, Abdul Kahar Mudzakir, Abikusno Tjokosoejoso, Mr. Muhammad Yamin yang diketuai oleh Ir. Soekarno.
Tugas Panitia Sembilan adalah menyusun sebuah naskah rancangan pembukaan hokum dasar yang kemudian oleh Mr. Muhammad Yamin diberi nama “Piagam Jakarta”. Piagam Jakarta memuat rumusan dasar Negara sebagai hasil yang pertama kali disepakati oleh siding. Rumusan dasar Negara yang termuat dalam Piagam Jakarta adalah sebagai berikut :
      1)      Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya 
      2)      Kemanusiaan yang adil dan beradab
      3)      Persatuan Indonesia
      4)      Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan
      5)      Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Hasil kerja Panitia Sembilan tersebut diterima oleh BPUPKI menjadi hasil Rancangan Mukadimah Hukum Dasar Negara Indonesia Merdeka pada tanggal 14 Juli 1945. Setelah Indonesia merdeka, rumusan dasar Negara Pancasila tersebut kemudian disahkan oleh PPKI sebagai dasar filsafat negara Indonesia dalam sidangnya tanggal 18 Agustus 1945. Namun, dilakukan perubahan, yaitu penghapusan  bagian kalimat, “dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya.” Penghapusan kalimat tersebut dikarenakan dengan alasan adanya keberatan dari pemeluk agama lain selain Islam.
Naskah Piagam Jakarta yang memuat rumusan dasar negara yang telah mengalami perubahan tersebut oleh PPKI kemudian disahkan menjadi bagian pendahuluan UUD 1945 yang sekarang dikenal sebagai pembukaan. Sejak disahkannya Piagam Jakarta menjadi bagian Pembukaan UUD 1945 pada tanggal 18 Agustus 1945, itulah secara yuridis, Pancasila menjadi ideology negara Republik Indonesia.
2.     Kedudukan dan Fungsi Pancasila
      a)      Dasar Negara RI
      b)      Pandangan Hidup Bangsa Indonesia
      c)      Jiwa Bangsa Indonesia
      d)     Tujuan Bangsa Indonesia
      e)      Perjanjian Luhur Bangsa Indonesia
      f)       Sumber dari Segala Sumber Hukum
      g)      Sumber Nilai
      h)      Paradigma Pembangunan
      i)        Ideologi Terbuka dan Tertutup
3.     Pancasila sebagai Ideologi Negara
a.      Pengertian Ideologi
Ideologi adalah serangkaian nilai (norma) atau system nilai dasar menyeluruh dan mendalam yang dimiliki oleh suatu masyarakat, bangsa, dan negara sebagai pandangan hidupnya.
Menurut Oetojo Usman dan Dr. Alfian, ideologi mengandung unsur berikut :
      a)      Adanya suatu penafsiran atau pemahaman terhadap kenyataan
      b)      Seperangkat nilai-nilai atau suatu preskripsi moral
      c)      Suatu pedoman kegiatan untuk mewujudkan nilai-nilai yang termuat di dalamnya
Ide, gagasan, dan keyakinan tersebut menyangkut berbagai aspek kehidupan, yaitu :
      a)      Aspek politik
      b)      Aspek sosial
      c)      Aspek kebudayaan
      d)     Aspek keagamaan
Ideologi memuat hal-hal pokok sebagai berikut :
      a)       Kumpulan gagasan-gagasan/ide-ide dasar, keyakinan dan kepercayaan di segala aspek kehidupan    berbangsa dan bernegara
      b)      Tata nilai atau sistem nilai tersebut bersifat sistematis, menyeluruh dan mendalam
      c)      Menjadi dasar sekaligus tujuan hidup yang dicita-citakan bersama
      d)     Memberikan arah dan pandangan hidup bersama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara

b.      Hakikat dan Fungsi Ideologi
Hakikat ideologi adalah hasil refleksi manusia yang diperoleh dari kemampuannya mengadakan distansi (jarak) terhadap kehidupannya.
      Fungsi Ideologi, antara lain sebagai berikut : 
      a)      Stuktur kognitif
      b)      Orientasi dasar dengan membuka wawasan
      c)      Norma-norma yang menjadi pegangan dan pedoman bagi seseorang
      d)     Bekal dan jalan seseorang untuk menemukan identitasnya
      e)      Kekuatan yang mampu menyemangati dan mendorong seseorang
      f)       Pendidikan bagi seseorang atau masyarakat
c.       Dimensi Ideologi
Dimensi Ideologi adalah dimensi realita, dimensi idealisme, dan dimensi fleksibilitas.
d.      Ideologi Besar di Dunia
Ideologi Besar di Dunia antara lain ialah Kapitalis, Sosialisme, Komunisme, Fasisme, dan Liberalisme
e.       Arti Penting Ideologi bagi Suatu Negara
1)      Negara mampu membangkitkan kesadaran akan kemerdekaan, memberikan orientasi mengenai dunia beserta isinya, serta memberikan motivasi perjuangan
2)      Dengan ideologi nasionalnya, suatu bangsa dan negara dapat berdiri kukuh dan tidak mudah terombang-ambing oleh pengaruh ideologi lain
3)       Ideologi memberikan arah dan tujuan yang jelas menuju kehidupan yang dicita-citakan
4)      Ideologi dapat mempersatukan orang dari berbagai golongan, suku, ras, dan agama
5)      Ideologi mampu mengatasi knflik atau ketegangan sosial
B.   Nilai-Nilai Pancasila sebagai dasar Negara dan Ideologi Negara
Prof. Dr. Mr. Notonegoro membagi nilai menjadi tiga :
1)      Nilai materiil, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi semua unsur manusia
2)      Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk mengadakan kegiatan atau aktivitas
3)      Nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia
C.   Sikap Positif terhadap Ideologi Pancasila dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa, dan Bernegara
1.      Preventif (Pencegahan)
Upaya ini pada hakikatnya merupakan upaya yang lebih fundamental (mendasar), termasuk di dalamnya meningkatkan kewaspadaan secara terus-menerus terhadap berbagai kemungkinan adanya upaya dari mana pun.
Upaya pencegahan ini misalnya :
a)      Membina keadaan Wawasan Nusantara
b)      Membina kesadaran ketahanan nasional
c)      Melaksanakan system doktrin hankamrata
d)     Meningkatkan pengertian, pemahaman, dan penghayatan tentang Pancasila melalui pendidikan
2.      Represif (Tindakan)
Upaya ini bersifat membasmi bahaya yang mengancam Pancasila, baik dari dalam maupun luar negeri. Upaya represif, misalnya memenjarakan orang yang terlibat dalam :
       a)      Pemberontakan  
       b)      Pengkhianatan
       c)      Pelanggaran hokum
       d)     Tindakan merongrong Pancasila
       e)      Subversi
Dalam kehidupan sehari-hari, upaya yang dapat dilakukan untuk mempertahankan  Pancasila sebagai ideologi negara adalah :
       a)      Melaksanakan nilai-nilai Pancasila dalam praktik kehidupan berbangsa dan bernegara
       b)      Menjalankan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari
       c)      Menanamkan nilai-nilai Pancasila melalui sekolah-sekolah
       d)     Mempertahankan Pancasila sebagai ideologi negara
       e)      Meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan-kemungkinan adanya upaya merongrong Pancasila