Senin, 29 Desember 2014
Jumat, 21 November 2014
Pengertian antropologi sosiologi
Pengertian Antropologi
Antropologi berasal dari kata
anthropos yang berarti "manusia", dan logos yang berarti ilmu. Antropologi
mempelajari manusia sebagai makhluk biologis sekaligus makhluk
sosial.Antropologi adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan sosial yang
mempelajari tentang budaya masyarakat suatu etnis tertentu. Antropologi lahir
atau muncul berawal dari ketertarikan orang-orang Eropa yang melihat ciri-ciri
fisik, adat istiadat, budaya yang berbeda dari apa yang dikenal di Eropa.
Terbentuklah ilmu antropologi dengan melalui beberapa fase. Antropologi lebih
memusatkan pada penduduk yang merupakan masyarakat tunggal, tunggal dalam arti
kesatuan masyarakat yang tinggal daerah yang sama, antropologi mirip seperti
sosiologi tetapi pada sosiologi lebih menitik beratkan pada masyarakat dan
kehidupan sosialnya.
Definisi Antropologi Menurut Beberapa Ahli
1. Koentjaraningrat
Antropologi adalah ilmu yang mempelajari umat manusia pada umumnya dengan
Antropologi adalah ilmu yang mempelajari umat manusia pada umumnya dengan
mempelajari
aneka warna, bentuk fisik masyarakat serta kebudayaan yang dihasilkan.
2. William A.
Haviland
Antropologi adalah studi tentang umat manusia, berusaha menyusun generalisasi
Antropologi adalah studi tentang umat manusia, berusaha menyusun generalisasi
yang bermanfaat tentang manusia dan perilakunya
serta untuk memperoleh
pengertian yang lengkap tentang
keanekaragaman manusia.
3.
David Hunter
Antropologi adalah ilmu yang lahir dari
keingintahuan yang tidak terbatas tentang
umat manusia.
Tokoh –
Tokoh Sosiologi Antara Lain :
1. Karl Marx
Karl Marx lebih dikenal
sebagai tokoh sejarah ekonomi daripada seorang sosiolog. Sebagai seorang
penulis sosiologi sumbangan Marx terletak pada teori kelas. Marx berpendapat
bahwa sejarah masyarakat manusia merupakan sejarah perjuangan kelas.
Menurut Marx, perkembangan
pembagian kelas dalam ekonomi kapitalisme menumbuhkan dua kelas yang berbeda,
yaitu:
a. Kaum borjuis (kaum kapitalis) yaitu kelas yang terdiri dari orang-orang yang
menguasai alat-alat produksi
dan modal;
b. Kaum proletar adalah kelas yang terdiri atas orang-orang yang tidak mempunyai
alat
produksi dan modal, sehingga dieksploitasi oleh kaum kapitalis.
Menurut Marx, pada suatu saat
kaum proletar menyadari akan kepentingan bersama, sehingga mereka bersatu dan
memberontak terhadap kaum kapitalis. Mereka menang dan dapat mendirikan
masyarakat tanpa kelas.
2. Charles
Horton Cooley
Charles
Horton Cooley mengembangkan konsepsi mengenai hubungan timbal balik dan
hubungan yang tidak terpisahkan antara individu dengan masyarakat. Pada waktu
manusia berada di bawah dominasi kelompok utama yaitu keluarga, kelompok
sepermainan dan rukun tetangga, manusia akan saling kenal antara warga-warganya
serta kerja sama pribadi yang erat. Kerja sama yang bersifat pribadi tadi
adalah peleburan individu-individu dalam satu kelompok sehingga tujuan individu
juga menjadi tujuan kelompoknya.
3. Auguste
Marie Francois Xavier Comte (Auguste Comte)
Auguste
Comte merupakan salah satu tokoh pemikir andal di bidang sosiologi. Bukunya
Course de Philosophie Positive, menjadikan Comte disebut sebagai Bapak
Sosiologi atau peletak dasar sosiologi.
Pemikiran Auguste Comte yang
dijadikan dasar pemikiran sosiologi antara lain berikut ini :
a. Membedakan sosiologi ke dalam statistika sosial dan dinamika sosial.
b.
Pengembangan tiga tahap pemikiran manusia (tahap teologis, metafisis, dan
positif)
yang menjadi ciri perkembangan
pengetahuan manusia dan masyarakat.
c. Gejala
sosial dapat dipelajari secara ilmiah melalui metodemetode pengamatan,
percobaan, perbandingan dan
sejarah.
d. Fakta
kolektif historis dan masyarakat terikat pada hukum-hukum tertentu dan tidak
pada kehendak manusia.
4. Emile Durkheim
Durkheim
merupakan salah satu tokoh sosiologi yang dipengaruhi oleh tradisi pemikiran
Prancis–Jerman. Durkheim termasuk salah satu peletak dasar-dasar sosiologi
modern. Menurut Durkheim yang harus dipelajari sosiologi adalah fakta-fakta
sosial mengenai cara bertindak, berpikir, dan merasakan apa yang ada di luar
individu dan memiliki daya paksa atas dirinya.
Contoh fakta sosial menurut
Durkheim antara lain hukum, moral, kepercayaan, adat istiadat, tata cara
berpakaian dan kaidah ekonomi. Fakta-fakta sosial tersebut dapat mengendalikan
dan memaksa individu karena individu yang melanggarnya akan diberi sanksi oleh
masyarakat.
5. Max Weber
Max Weber
mengatakan bahwa yang dipelajari oleh sosiologi adalah tindakan sosial.
Tindakan manusia disebut tindakan sosial apabila mempunyai arti subjektif.
Tindakan itu dihubungkan dengan tingkah laku orang lain dan diorientasikan
kepada kesudahannya, yang termasuk dalam tindakan sosial bukanlah tindakan
terhadap objek-objek bukan manusia, seperti tukang kayu atau tindakan batiniah
seperti bersemedi.
Dalam analisis yang dilakukan
Weber terhadap masyarakat, konflik menduduki tempat sentral. Konflik merupakan
unsur dasar kehidupan manusia dan tidak dapat dilenyapkan dari kehidupan
manusia. Manusia dapat mengubah sarana-sarana, objek, asas-asas atau
pendukung-pendukungnya, tetapi tidak dapat membuang konflik itu sendiri.
Konflik terletak pada dasar integrasi sosial maupun perubahan sosial. Hal ini
terlihat nyata dalam politik (perjuangan demi mencapai kekuasaan) dan dalam
persaingan ekonomi.
Tokoh –
Tokoh Antropologi Antara Lain :
1. Franz Boas (1858 – 1942)
Franz Boas
dihormati sebagai pendiri antropologi modern dan bapak antropologi Amerika yang
lahir pada tanggal 9 Juli 1858 di Jerman. Ia menerima gelar doktor dalam fisika
dan post-doktoral di bidang geografi. Boas dikenal sebagai orang pertama yang
menerapkan metode ilmiah dalam mempelajari masyarakat dan kebudayaan manusia.
Dia mempelajari secara ekstensif budaya Indian Kwakiutl. Boas menyatakan
bahwa koleksi data dari setiap aspek adalah unsur yang penting untuk memahami
suatu budaya masyarakat. Hasil karyanya yang terkenal termasuk The Mind of
Primitive Man (1911), Anthropology and Modern Life (1928), dan Race, Language,
and Culture (1940).
2. Margaret Mead (1901 – 1978)
Margaret Mead
adalah seorang pelopor antropologi budaya, lahir pada tanggal 16 Desember 1901
di Philadelphia. Mead banyak memberikan kontribusi dalam memahami konsep-konsep
modern tentang budaya barat dan Amerika.Mead menerbitkan beberapa buku tentang
isu-isu kontemporer dan masyarakat primitif. Dia juga seorang pendukung
kuat hak-hak perempuan. Karyanya yang paling terkenal adalah Coming of Age in
Samoa (1928), Growing Up in New Guinea (1930), Sex and Temperament in Three
Primitive Societies (1935), dan Blackberry Winter: My Earlier Years (1972).
3. Ruth Benedict (1877 – 1948)
Ruth Benedict
adalah seorang antropolog budaya terkenal dari Amerika. Antropolog ini lahir
pada tanggal 5 Juni 1877 di New York City. Dia adalah seorang murid Franz Boas,
orang yang mempengaruhi ideologinya dalam melakukan pekerjaannya. Karya
Benedict paling terkenal adalah Patterns of Culture (1934) dimana dia
menyatakan bahwa setiap kebudayaan berasal dari potensi manusia selama periode
waktu tertentu. Dia dikenang sebagai salah satu pelopor penerapan antropologi
dalam mempelajari aspek masyarakat maju. Karya penting lainnya termasuk Zuni
Mithology (1935), Race: Science and Politics (1940), dan The Chrysanthemum and
the Sword: Patterns of Japanese Culture (1946).
4. Ralph Linton (1893 – 1953)
Ralph Linton
merupakan salah satu antropolog budaya terkenal. Linton lahir pada tanggal 27
Februari 1893 di Philadelphia. Dia memulai karirnya sebagai seorang arkeolog
dan melakukan penelitian yang luas terhadap etnografi berbagai daerah, termasuk
Madagaskar. The Tanala, a Hill Tribe of Madagascar diterbitkan Linton pada
tahun 1933 setelah dia menerima gelar doktor. Dia menguraikan perbedaan antara
status dan peran yang merupakan salah satu penunjuk utama dalam antropologi.
Karya Linton yang paling terkenal termasuk The Study of Man (1936) dan The Tree
of Culture (1955).
5. Claude Lévi-Strauss (1908-2009)
Lahir pada
tanggal 28 November 1908 di Paris, Claude Lévi-Strauss belajar tentang hukum
dan filsafat. Meskipun ia melanjutkan studi lebih lanjut dalam bidang filsafat,
antropologi struktural menjadi minat utamanya. Karya besarnya meliputi
Structural Anthropology (1958), Totemism (1962), The Raw and the Cooked (1969),
dan The Savage Mind (1972). Levi-Strauss mengembangkan teori berlawanan biner,
misalnya, baik vs buruk, mentah vs matang, dan lainnya. Claude Lévi-Strauss
menyatakan bahwa budaya adalah sistem komunikasi dalam masyarakat. Dia
menafsirkan budaya manusia atas dasar teori linguistik, informasi, dan
cybernetics.
2.2 Konsep Dasar Sosiologi Dan Antropologi
A.
Konsep Dasar
Sosiologi
Ada beberapa konsep yang diuraikan
dalam sosiologi yaitu masyarakat, individu, hubungan dan fakta sosial. Untuk
itu, akan dijelaskan konsep-konsep tersebut satu persatu menurut Peter L.
Berger, yaitu:
1. Masyarakat
Defenisi masyarakat adalah suatu
keseluruhan kompleks hubungan
manusia yang luas sifatnya. Oleh karena itu,
Berger mendefenisikan juga
masyarakat sebagai “yang menunjukkan pada
suatu sistem interaksi, atau
tindakan yang terjadi paling kurang antara dua
orang yang saling mempengaruhi
perilakunya”
2. Individu
Individu
menunjuk pada subjek yang melakukan sesuatu, memiliki pikiran,
kehendak,
memiliki kebebasan, memberim arti pada sesuatu, mampu menilai
tindakan
dna hasil tindakannya. Intinya, individu merupakan subjek yang bertindak
(actor).
3. Hubungan Individu dan Masyarakat
Pengertian
hubungan disini berarti bahwa kedua kenyataan, yaitu subjektif dan
objektif
saling menentukan, yang satu tidakm ada tanpa yang lain.
4. Fakta Sosial
Fakta
sosial bias juga disebut fenomena sosial atau realitas sosial yang merupakan
suatu
kekuatan yang menekan individu dari luar, memaksanya untuk berbuat sesuai
dengan
fakta social.
B. Konsep Dasar Antropologi
Seperti telah dikemukakan terdahulu,
kehidupan manusia di masyarakat atau manusia dalam konteks sosialnya, meliputi
berbagai aspek. Salah satu aspek yang bermakna dalam kehidupan manusia yang
juga mencirikan kemajuannya adalah kebudayaan. Kebudayaan, akar katanya dari
buddayah, bentuk jamak dari Buddhi yang berarti budi dan akal. Kata buddhayah
atau buddhi itu berasal dari bahasa sansekerta. Dengan demikian, kebudayaan itu
dapat diartikan sebagai hal-hal yang berhubungan dengan budi atau akal.
Mengenai
kebudayaan ini,dapat disimak dari beberapa konsep dari beberapa pakar
antara lain C.A Ellwood mengungkapkan :
Kebudayaan adalah norma kolektif
semua pola prilaku ditransparansikan secara sosial melalui simbol-simbol, dari
sini tiap unsur semua kemampuan kelompok umat manusia yang karakteristik, yang
tidak hanya meliputi bahasa, peralatan, industri, seni, ilmu, hukum,
pemerintahan, moral, dan keyakinan-keyakinan saja, melainkan meliputi juga peralatan material atau artefak yang
merupakan penjelmaam kemampuan budaya yang menghasilkan pemikiran yang berefek
praktis dalam bentuk bangunan, senjata, mesin, media komunikasi, perlengkapan
seni, dsb. Tidak ada kelompok umat manusia yang
memiliki maupun yang tidak memiliki bahasa, tradisi, kebiasaan, dan
kelembagaan. Kebudayaan itu bersifat universal yang merupakan ciri yang
berkarakteristik masyarakat manusia.
Konsep yang dikemukakan oleh Ellwood
diatas sangat jelas dan gamblang bahwa kebudayaan itu hanya menjadi milik
otentik manusia.Dari konsep tadi, tercermin pula konsep-konsep dasar
antropologi yang melekat pada kehidupan manusia. Namun demikian, konsep-konsep
dasar itu akan diketengahkan kembali secara lebih lengkap. Konsep-konsep dasar itu
meliputi :
1.
Kebudayaan
2. Tradisi
3. Pengetahuan
4. Ilmu
5. Teknologi
6. Norma
7. Lembaga
8. Seni
9. Bahasa
10. Lambang
Tradisi adalah kebiasaan-kebiasaan
yang terpolakan secara budaya dimasyarakat. Kebiasaan yang dikonsepkan sebagai
tradisi ini karena telah berlangsung secara turun-temurun, sukar untuk terlepas
dari masyarakat. Namun demikian, karena pengaruh komunikasi dan informasi yang
terus-menerus melanda kehidupan masyarakat, tradisi tadi mengalami pergeseran.
Paling tidak berubah bila dibandingkan dengan maksud semula dalam konteks
budaya masa lampau. Tata upacara tertentu di masyarakat yang semula bernilai
ritual kepercayaan, pada saat ini tata upacara itu masih dilakukan, namun
nilainya tidak lagi sebagai suatu bentuk ritual, melainkan hanya dalam upaya
untuk mempertahankan silaturrahmi, bahkan hanya sebagai hiburan.
Dalam lingkup antropologi dan
kebudayaan, pengetahuan, ilmu dan teknologi merupakan konsep dasar yang terkait
dengan budaya belajar.Tiga konsep dasartersebut saat ini biasa dijadikan satu
sebagai IPTEK. Penyatuan tiga konsep tersebut sangat beralasan, karena
ketiganya sangat srat satu sama lain. jika pengetahuan merupakan kumulasi dari
pengalaman dan hal-hal yang kita ketahui, sedangkan ilmu merupakan pengetahuan
yang telah tersistematisasikan (tersusun) yang berkarakter tertentu sesuai
dengan objek tertentu sesuai dangan objek yang dipelajari, ruang lingkup
telaahnya, dan metode yang dikembangkan serta diterapkannya. Pengetahuan yang
menjadi bidang ilmu, sifatnya masih acak.Adapun penerapan ilmu dalam kehidupan
untuk memanfaatkan sember daya bagi kepentingan manusia, itulah yang disebut
teknologi. Dengan mengetahui kondisi tiap kelompok masyarakat termasuk tradisi,
kebiasaan dan kemampuan IPTEKnya, kita semua akan mampu memahami dan menghargai
keadaan masyarakat yang bagaimanapun dan dimanapun.
Konsep lain yang memegang peranan
kunci dalam kehidupan masyarakat dan budaya adlah nilai serta norma. Nilai dan
norma sangat erat kaitannya , namun demikian memiliki perbedaan yang mendasar.
Dalam alam fikiran manusia sebagai anggota masyrakat melekat apa yang di
katakana baik dan buruk, sopan dan tidak sopan, tepat dan tidak tepat, salah
dan benar dan sebagainya. Hal itu semua merupakan nilai yang mengatur ,
membatasi, dan menjaga keserasian hidup bermasyarakat orang yang tidak sopan
dengan orang tua, orang yang di tuakan dan orang yang lebih tua , di katakana
bahwa orang yang bersangkutan tidak tahu nilai. Dalam tindakan, perilaku dan
perbuatan, seseorang selalu sesuai dengan tradisi, kebiasaan dan aturan-aturan
yang berlaku.Orang tersebut dikatakan mengetahui nilai dan berpegang pada nilai
yang berlaku. Sedangkan norma, lebih mengarah pada ukuran dan aturan kehidupan
yang berlaku di masyarakat.
Selanjutnya, Koentjaraningrat
mencontohkan juga pranata yang berfungsi memenuhi keperluan kekerabatan yaitu
perkawinan, tolong-menolong, sopan santun, pergaulan antar kerabat dan
sebangsanya. Pranata yang berfungsi memenuhi keperluan matapencaharian , yaitu
pertanian, peternakan, industry, perdagangan dsb.
Bahasa sebagai suatu konsep dasar,
memiliki pengertian konotatif yang luas.Bahsa sebagai suatu konsep, bukan hanya
merupakan suatu rangkaian kalimat tertulis atupun lisan, melainkan
pengertiannya itu lebih jauh dari pada hanya sekedar rangkaian kalimat.Bahasa
sebagai suatu konsep, meliputi pengertian sebagai bahasa anak, remaja, bahasa
orang dewasa, bahasa bisnis dsb. Namun demikian, makna dan nialai bahasa
sebagai suatu konsep terletak pada kedudukannya sebagai alat mengungkapkan
perasaan, fikiran dan komunikasi dengan pihak atau orang lain. Bahasa merupakn
alat untuk saling mengerti bagi berbagai pihak sehingga mampu mengembangkan
hidup dan kehidupan ketingkat atu taraf yang lebih sejahtera.Tidak justru
menjadi alat untuk menyengsarakan masyarakat.
Konsep dasar antropologi juga
membicarakan lambang sebagai konsep dasar.Sesungguhnya, bahasa itu juga
merupakan lambang bagi kita manusia, di mana ungkapan bahasa mencirikan bangsa,
Pada ungkapan itu tercermin bahwa bahasa menjadi lambang bagi suatu bangsa.Hal
tersebut dapat di tafsirkan bahwa bangsa yang bahasa dan tutur katanya baik,
mencerminkan bahwa bngsa tersebut juga termasuk bangsa yang
baik.Lambang-lambang selanjutnya seperti, bendera bagi suatu bangsa, tanda
pangkat dan tanda jabatan bagi suatu angkatan, monument bagi suatu kelompok
masyarakat atau bangsa.Semua itu mempunyai makna masing-masing.Contoh mengenai
tanda pangkat dan jabatan, nilainya itu tidak terletak pada tanda tersebut,
melainkan melambangkan kepemimpinan, kewibawaan, kehormatan atau
penghargaan.Demikianlah makna lambang dalam kehidupan berbudaya dan
bermasyarakat.
2.3 Penerapan Konsep Dasar Sosiologi Antropologi Dalam IPS
SD
Daftar
Pustaka
Langganan:
Postingan (Atom)